Minggu, 11 Desember 2011

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN MOBILITAS








LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN dengan GANGGUAN
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
MOBILITAS dan IMOBILITAS













A.      PENGERTIAN
Ø  Mobilitas atau Mobilisasi adalah kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah, dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannya.
Ø  Imobilitas atau Imobilisasi adalah keadaan dimana seseorang tidak dapat bergerak secara bebas karena kondisi yang menggangu pergerakan (aktivitas).

A.    JENIS MOBILITAS DAN IMOBILITAS
·         Jenis Mobilitas :
1.      Mobilitas penuh,
merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan bebas, sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan menjalankan peran sehari-hari.
2.      Mobilitas Sebagian,
 merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan jelas dan tidak mampu bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan sensorik pada area tubuhnya, mobilitas sebagian dibagi dua jenis :
a.       Mobilitas sebagian temporer,
merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya sementara.
b.      Mobilitas sebagian permanen,
 merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya menetap.

·         Jenis Imobilitas :
1.      Imobilisasi fisik,
merupakan pembatasan untuk bergerak secara fisik dengan tujuan mencegah terjadinya gangguan komplikasi pergerakan.
2.      Imobilisasi intelektual,
 merupakan keadaan ketika seseorang mengalami keterbatasan daya pikir.
3.      Imobilitas emosional,
merupakan keadaan ketika seseorang mengalami pembatasan secara emosional karena adanya perubahan secara tiba-tiba dalam menyesuaikan diri.
4.      Imobilitas sosial,
merupakan keadaan individu yang mengalami hambatan dalam melakukan interaksi sosial karena keadaan penyakitnya, sehingga dapat mempengaruhi perannya dalam kehidupan sosial.

B.     FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOBILITAS
1.      Gaya Hidup
 Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas seseorang karena gaya hidup berdampak pada perilaku atau kebiasaan sehari-hari

2.      Proses Penyakit / Cedera
Proses penyakit dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas karena dapat mempengaruhi fungsi sistem tubuh

3.      Kebudayaan
Kemampuan melakukan mobilitas dapat juga dipengaruhi kebudayaan.

4.      Tingkat Energi
Energi adalh sumber untuk mobilitas. Agar seseorang dapat melakukan mobilitas dengan baik, dibutuhkan energi yang cukup.

5.      Usia dan Status Perkembangan
Terdapat perbedaan kemampuan mobilitas pada tingkat usia yang berbeda. Hal ini dikarenakan kemampuan atau kematangan fungsi alat gerka sejalan dengan perkembangan usia.

C.     PERUBAHAN SISTEM TUBUH AKIBAT IMOBILITAS
(Tanda dan Gejala)

a.       Perubahan Metabolisme
Secara umum imobilitas dapat mengganggu metabolisme secara normal, mengingat imobilitas dapat menyebabkan turunnya kecepatan metabolisme dalam tubuh.
b.      Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit
Terjadinya ketidakseimbangan cairan dan elektrolit sebagai dampak dari imobilitas akan mengakibatkan persediaan protein menurun dan konsenstrasi protein serum berkurang sehingga dapat mengganggu kebutuhan cairan tubuh. Berkurangnya perpindahan cairan dari intravaskular ke interstitial dapat menyebabkan edema, sehingga terjadi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
c.       Gangguan Pengubahan Zat Gizi
Terjadinya gangguan zat gizi yang disebabkan oleh menurunnya pemasukan protein dan kalori dapat mengakibatkan pengubahan zat-zat makanan pada tingkat sel menurun, dan tidak bisa melaksanakan aktivitas metabolisme,
d.      Gangguan Fungsi Gastrointestinal
Imobilitas dapat menyebabkan gangguan fungsi  gastrointestinal, karena imobilitas dapat menurunkan hasil makanan yang dicerna dan dapat menyebabkan gangguan proses eliminasi.
e.       Perubahan Sistem Pernapasan
Imobilitas menyebabkan terjadinya perubahan sistem pernapasan. Akibat imobilitas, kadar hemoglobin menurun, ekspansi paru menurun, dan terjadinya lemah otot,
f.       Perubahan Kardiovaskular
Perubahan sistem kardiovaskular akibat imobilitas, yaitu berupa hipotensi ortostatik, meningkatnya kerja jantung, dan terjadinya pembentukan trombus.
g.      Perubahan Sistem Muskuloskeletal
-          Gangguan Muskular    : menurunnya massa otot sebagai dampak imobilitas,
  dapat menyebabkan turunnya kekuatan otot secara
  langsung.
-          Gangguan Skeletal      : adanya imobilitas juga dapat menyebabkan gangguan
  skeletal, misalnya akan mudah terjadi kontraktur sendi
  dan osteoporosis.
h.      Perubahan Sistem Integumen
Perubahan sistem integumen yang terjadi berupa penurunan elastisitas kulit karena menurunnya sirkulasi darah akibat imobilitas.
i.        Perubahan Eliminasi
Perubahan dalam eliminasi misalnya dalam penurunan jumlah urine.
j.        Perubahan Perilaku
Perubahan perilaku sebagai akibat imobilitas, antara lain timbulnya rasa bermusuhan, bingung, cemas, dan sebagainya.

D.    PROSES KEPERAWATAN
1.      Pengkajian
a.       Riwayat Keperawatan Sekarang
Pengkajian riwayat pasien saat ini meliputi alasan pasien yang menyebabkan terjadi keluhan / gangguan dalam mobilitas dan imobilitas.
b.      Riwayat Keperawatan Dahulu
Pengkajian riwayat penyakit di masa lalu yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan mobilitas
c.       Riwayat Keperawatan Keluarga
Pengkajian riwayat penyakit keluarga, misalnya tentang ada atau tidaknya riwayat alergi, stroke, penyakit jantung, diabetes melitus.
d.      Kemampuan Mobilitas
Tingkat Aktivitas/Mobilitas
Kategori
Tingkat 0
Tingkat 1
Tingkat 2
Tingkat 3

Tingkat 4
Mampu merawat diri secara penuh
Memerlukan penggunaan alat
Memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain
Memerlukan bantuan, pengawasan orang lain, dan peralatan
Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan atau berpartisipasi dalam perawatan

e.       Kemampuan Rentang Gerak
Pengkajian rentang gerak (ROM) dilakukan pada daerah seperti bahu, siku, lengan, panggul, dan kaki dengan derajat rentang gerak normal yang berbeda pada setiap gerakan (Abduksi, adduksi, fleksi, ekstensi, hiperekstensi)

f.       Perubahan Intoleransi Aktivitas
Pengkajian intoleransi aktivitas dapat berhubungan dengan perubahan sistem pernapasan dan sistem kardiovaskular.

g.      Kekuatan Otot dan Gangguan Koordinasi
Dalam mengkaji kekuatan otot dapat ditentukan kekuatan secara bilateral atau tidak.
Skala
Procentase Kekuatan Normal
Karakteristik
0
1

2

3
4

5
0
10

25

50
75

100
Paralisis sempurna
Tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat dipalpasi atau dilihat
Gerakan otot penuh melawan gravitasi dengan topangan
Gerakan yang normal melawan gravitasi
Gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan melawan tahan minimal
Kekuatan normal, gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan tahanan penuh

h.      Perubahan psikologis
Pengkajian perubahan psikologis yang disebabkan oleh adanya gangguan mobilitas dan imobilitas, antara lain perubahan perilaku, peningkatan emosi, dan sebagainya.

2.      Diagnosis
-          Gangguan penurunan curah jantung berhubungan dengan imobilitas
-          Intoleransi aktivitas berhubungan dengan menurunnya terus dan kekuatan otot
-          Tidak efektifnya pola napas berhubunagn dengan menurunnya ekspansi paru
-          Gannguan interaksi sosial berhubungan dengan imobilitas
-          Gangguan konsep diri berhubungan dengan imobilitas

3.      Perencanaan
Tujuan :
1.      Meningkatkan kekuatan, ketahanan otot, dan fleksibilitas sendi
2.      Meningkatkan fungsi kardiovaskular
3.      Meningkatkan fungsi respirasi
4.      Memperbaiki gangguan psikologis
Rencana Tindakan :
a.       Pengaturan posisi dengan cara mempertahankan posisi dalam postur tubuh yang benar
b.      Ambulasi dini
c.       Melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri
d.      Latihan isotonik dan isometrik
e.       Latihan ROM
f.       Latihan napas dalam dan batuk efektif
g.      Melakukan postural drainage
h.      Melakukan komunikasi terapeutik

4.      Pelaksanaan
a.       Pengaturan Posisi Tubuh sesuai Kebutuhan Pasien
Pengaturan posisi dalam mengatasi masalah kebutuhan mobilitas, digunakan untuk meningkatkan kekuatan, ketahanan otot, dan fleksibilitas sendi. Posisi-posisi tersebut, yaitu :
1.      Posisi fowler
2.      Posisi sim
3.      Posisi trendelenburg
4.      Posisi Dorsal Recumbent
5.      Posisi lithotomi
6.      Posisi genu pectoral

b.      Ambulasi dini
Cara ini adalah salah satu tindakan yang dapat meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot serta meningkatkan fungsi kardiovaskular.. Tindakan ini bisa dilakukan dengan cara melatih posisi duduk di tempat tidur, turun dari tempat tidur, bergerak ke kursi roda, dan lain-lain.

c.       Melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri juga dilakukan untuk melatih kekuatan, ketahanan, kemampuan sendi agar mudah bergerak, serta meningkatkan fungsi kardiovaskular.

d.      Latihan isotonik dan isometrik
Latihan ini juga dapat dilakukan untuk melatih kekuatan dan ketahanan otot dengan cara mengangkat beban ringan, lalu beban yang berat. Latihan isotonik (dynamic exercise) dapat dilakukan dengan rentang gerak (ROM) secara aktif, sedangkan latihan isometrik (static exercise) dapat dilakukan dengan meningkatkan curah jantung dan denyut nadi.

e.       Latihan ROM Pasif dan Aktif
Latihan ini baik ROM aktif maupun pasif merupakan tindakan pelatihan untuk mengurangi kekakuan pada sendi dan kelemahan otot.
Latihan-latihan itu, yaitu :
1.      Fleksi dan ekstensi pergelangan tangan
2.      Fleksi dan ekstensi siku
3.      Pronasi dan supinasi lengan bawah
4.      Pronasi fleksi bahu
5.      Abduksi dan adduksi
6.      Rotasi bahu
7.      Fleksi dan ekstensi jari-jari
8.      Infersi dan efersi  kaki
9.      Fleksi dan ekstensi pergelangan kaki
10.  Fleksi dan ekstensi lutut
11.  Rotasi pangkal paha
12.  Abduksi dan adduksi pangkal paha

f.       Latihan Napas Dalam dan Batuk Efektif
Latihan ini dilakukan untuk meningkatkan fungsi respirasi sebagai dampak terjadinya imobilitas.

g.      Melakukan Postural Drainase
Postural drainase merupakan cara klasik untuk mengeluarkan sekret dari paru dengan menggunakan gaya berat (gravitasi) dari sekret itu sendiri. Postural drainase dilakukan untuk mencegah terkumpulnya sekret dalam saluran napas tetapi juga mempercepat pengeluaran sekret sehingga tidak terjadi atelektasis, sehingga dapat meningkatkan fungsi respirasi. Pada penderita dengan produksi sputum yang banyak, postural drainase lebih efektif bila diikuti dengan perkusi dan vibrasi dada.
h.      Melakukan komunikasi terapeutik
Cara ini dilakukan untuk memperbaiki gangguan psikologis yaitu dengan cara berbagi perasaan dengan pasien, membantu pasien untuk mengekspresikan kecemasannya, memberikan dukungan moril, dan lain-lain.

5.      Evaluasi
Evaluasi yang diharapkan dari hasil tindakan keperawatan untuk mengatasi gangguan mobilitas adalah :
a.       Peningkatan fungsi sistem tubuh
b.      Peningkatan kekuatan dan ketahanan otot
c.       Peningkatan fleksibilitas sendi
d.      Peningkatan fungsi motorik, perasaan nyaman pada pasien, dan ekspresi pasien menunjukkan keceriaan

Rabu, 19 Oktober 2011

Komunikasi Terapeutik pada Px Gangguan Jiwa

Learning Task
1.    Seorang  pasien (Tn. Wayan) 30 tahun  di antarkan oleh keluarga ke RSJ karena ngamuk di rumah, membanting barang-barang serta mencoba melukai  saudaranya. Setelah ditanya ternyata pasien mengaku merasa marah dengan saudaranya yang selalu menentang pendapatnya. Afek labil, pembicaraan cepat dan keras, aktifitas motorik ditemukan tremor dan kompulsif. Setelah keadaan tenang perawat datang melakukan pengkajian. 
Pembahasan
Wawancara

Ns. D   : selamat pagi , bapak
W        : hmm
Ns D   : perkenalkan nama saya perawat Dwija. Saya adalah perawat yana akan merawat bapak dari jam 08.00-113.00. Nah pak, saya kan sudah memperkenalkan diri sekarang silahkan bapak memperkenalkan diri
W       : penting yaw ??
Ns D    : penting donk,, kalo gk kenal kan gk sayang pak,,,
W        : wayan arthason
Ns D    : bapak senengnya dipanggil siapa ?
W        : aya
Ns D    : baik, saya akan panggil anda dengan pak aya
W        : (pasien mengangguk)
Ns D    : pak aya, mau mengobrol dimana supaya lebih santai ??
W        : di sini saja
Ns D    : baik pak, kita mengobrol disini,
            : pak aya, hari ini saya ingin menanyakan beberapa hal mengenai kondisi bapak.
              Pak aya bisa percaya dengan saya. Apapun pembicaraan kita hari ini hanya saya, bapak, dan tuhan yang tahu
W        : o..ya…ya
Ns D    : baiklah bapak kegiatan mengobrolnya kita lakukan sekitar 10 menit
              Sebelum kita mulai kegiatannya, apa bapak ada pertanyaan ???
W        : enggak
Ns        : bagaimana tidurnya semalam pak aya  ???
W        : biasa aj
Ns        : bapak diantar  ke RS dengan siapa ??
W        :…..
Ns        : kalo boleh tahu kenapa bapak diantar kesini ???
W        : ….
Ns          : bila bapak diam dan bapak tidak mau cerita masalah bapak ke saya,, jadinya saya tidak tahu masalah bapak sehingga saya tidak bisa menyelesaikan masalah bapak. Jadi gimana  pak,, mau cerita dengan saya ??
W        : saya benci dengan saudara saya, saya ingin membunuh dia !!!
Ns        : kalau boleh tahu apa alasan bapak membenci dia ??
W        : dia jahat ! (dengan tatapan tajam)
              Dia tidak pernah mau mendengarkan perkataan saya. Dia selalu menentang saya
Ns        : bapak pernah gk ngobrol dengan saudaranya ??
W        : dia itu kuli bangunan trus pulang malam,, dia sering marah-marah dan gk mau dengerin saya
Ns       : gimana perasaan bapak sekarang ???
W        : saya sakit, saudara saya pengen saya bunuh
Ns        : bapak tahu tidak kalo menyakiti orang apalagi sampai menbunuhnya itu kn dosa dan bisa masuk neraka
W         : ya saya tahu
Ns        : bapak mau gk masuk neraka
W        : takut
Ns       : nah kalo bapak takut,sebaiknya bapak jangan menyakiti saudara bapak,
W        : tapi dia tidak mau mendengarkan saya
NS       : ya bapak,, nanti kita bisa bicarakan baik-baik, nanti saya akan bantu berkomunikasi dengan keluarga bapak
W        : oh yaw
Ns        : bapak aya tadi kn kita sudah ngobrol bapak masih inget gk nama saya
W        : dwija
Ns       : pak aya, saya senang sekali bisa ngobrol dengan bapak, kalau bapak setuju gimana kalo nanti selesai makan siang kita ngobrol lagi ? Sebentar aja kq pak,20 menit aja,
W        : hmm
Ns        : terima kasih atas kesediaan pak aya ngobrol dengan saya, baik pak saya tinggalkan dulu nanti kalo bapak butuh bantuan saya bapak bisa mencari saya. Selamat pagi pak
W        : pagi


Strategi Pelaksanaan
Strategi Komunikasi
*   Memberikan salam dan senyum pada klien

selamat pagi , bapak
*   Melakukan validasi (kognitif,afektif,psikomotor)

Pak hari ini hari apa ?
Bagaimana perasaan bapak sekarang ?
Bapak tadi ngapain saja ?
*   Memperkenalkan nama perawat
perkenalkan nama saya perawat Dwija
*   Menanyakan nama panggilan kesukaan klien
Saya boleh tahu nama bapak ?
bapak senengnya dipanggil siapa ?
*      Menjelaskan tanggung jawab dan peran  perawat-klien
Saya adalah perawat yang akan merawat bapak dari jam 08.00-13.00 WITA
*   Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan

Pak Aya, hari ini saya ingin menanyakan beberapa hal mengenai kondisi bapak.
*   Menjelaskan tujuan
Pak hari ini kita akan sedikit ngobrol-ngobrol tentang keadaaan Pak Aya,
*   Menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan
Pak Aya, mau mengobrol dimana supaya lebih santai ?
Baik pak, kita mengobrol disini.
Baiklah bapak kegiatan mengobrolnya kita lakukan sekitar 10 menit.
*   Menjelaskan kerahasiaan
Pak Aya bisa percaya dengan saya. Apapun pembicaraan kita hari ini hanya saya, bapak, dan Tuhan yang tahu.
*      Memberikan kesempatan pada klien untuk bertanya
Sebelum kita mulai kegiatannya, apa bapak ada pertanyaan ?
*      Menanyakan keluhan utama
Bagaimana tidurnya semalam Pak Aya  ?
Bapak sudah makan?
Bapak lagi ngapain?
*      Memulai kegiatan dengan cara yang baik
Pak…(tersennyum sambil menyetuh pasien)
*      Melakukan kegiatan sesuai dengan rencana
Bapak diantar  ke RS dengan siapa ?
Kalau boleh tahu kenapa bapak diantar kesini ?
Bila bapak diam dan bapak tidak mau cerita masalah bapak ke saya,, jadinya saya tidak tahu masalah bapak sehingga saya tidak bisa menyelesaikan masalah bapak. Jadi gimana  pak,, mau cerita dengan saya ?
Kalau boleh tahu apa alasan bapak membenci dia ?
Bapak pernah tidak ngobrol dengan saudaranya ?
*      Menyimpulkan hasil  wawancara (evaluasi proses dan hasil)
Gimana perasaan bapak sekarang ?
Apa udah sedikit agak tenang ?
*      Memberikan reinforcement positif
Bapak tahu tidak kalo menyakiti orang apalagi sampai membunuhnya itu kan dosa dan bisa masuk neraka. Bapak mau gak masuk neraka ?
Nah kalo bapak takut,sebaiknya bapak jangan menyakiti saudara bapak.Sebaliknya jika sedang marah bapak ungkapkan saja dengan cara memukul bantal, atau bapak dapat melakukan hal-hal yang bermanfat misal melakukan pekerjaan rumah, bekerja atau kegiatan positif lainnya.   
*      Merencanakan tindak lanjut dengan pasien
Pak Aya, saya senang sekali bisa ngobrol dengan bapak, kalau bapak setuju gimana kalo nanti selesai makan siang kita ngobrol lagi disini? Sebentar aja  pak 20 menit aja.
*      Melakukan kontrak (waktu,tempat,topik)
Baik Pak Aya, nanti selesai makan kita ngobrol-ngobrol lagi disini, kita ngobrol tentang perasaan bapak terhadap keluarga bapak.
*      Mengakhiri wawancara dengan cara yang baik
Terima kasih atas kesediaan Pak Aya ngobrol dengan saya. Selamat beristirahat pak.
*        Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan
Hari ini tanggal../../…., saya perawat Dwija telah melakukan pengkajian kepada pasien Bapak Arthason. Respon pasien, pasien hanya menjawab singkat-singkat, pasiem diam ketika diajak bicara. Pasien mau bercerita saat dipancing dengan kata-kata.